Dasar-dasar Sistem Pembelajaran



Dasar-dasar Sistem Pembelajaran
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah
Perencanaan Pembelajaran








Oleh:
Mustain
M. Agus Munif
Mohammad Ridwan
Nur Wahyu Hidayat



Dosen Pembimbing:
Pratama. SBK, S.Pd.I

PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-FITHRAH
SURABAYA
2014



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Di zaman modern, sekolah sangat dibutuhkan untuk bisa merubah strata sosial, sehingga banyak orang tua sudah mempersiapkan anaknya untuk disekolahkan di tempat yang pas dan menunjang kehidupan baik rohani maupun jasamani. Hal ini perlu direspon oleh semua pihak terutama pihak-pihak yang berkencipung dalam dunia pendidikan untuk menjawab atau melayani kebutuhan masyarakat dengan cara mempersiapkan perencanaan dan sistem yang matang dalam menjalankan dan mengorganisasi sehingga semua sistem dan perencanaan berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Banyak sekolah atau lembaga pendidikan yang belum bisa menjalankan dengan baik antara perencanaan dan sistem secara bersamaan, terutama yang berkaitan dengan sistem pembelajaran, yang mana hal ini berpengaruh pada peserta didik, dikarenakan kesalahan lembaga yang tidak dapat mengatur dan mensistem suatu perencanaan pembelajaran, sehingga bayak lulusan yang tidak memenuhi ekspentasi dunia luar. Hal-hal seperti ini biasanya tidak terlalu diperhatikan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan tanpa perencanaan dan sistem pembelajaran yang baik, akan sulit untuk mencapai tujuan.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang “ Dasar-dasar Sistem Pembelajaran “, yang meliputi tentang pengertian sistem, strategi pembelajaran dan masalah-masalah dalam pembelajaran serta solusi untuk mengatasinya, yang mana hal ini akan kami rumuskan di bawah ini.
B.  Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Sistem dan ciri-cirinya ?
2.      Apa Pendekatan Sistem ?
3.      Apa Sistem Pembelajaran ?
4.      Apa Saja masalah dalam pembelajaran dan bagaimana solusinya ?
5.      Apa Strategi dasar merancang sistem Pembelajaran ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Sistem dan Ciri-cirinya
Dalam pembalajaran yang sangat diperlukan adalah sistem, dengan sistem kita bisa menjalankan aktifitas kegiatan mengajar dengan baik dan tepat. Maka perlu sekali untuk terlebih dahulu mengetahui pengertian dari sistem sendiri.
Sistem bukanlah cara atau metode seperti banyak dikatakan orang, hal ini hanyalah sebagian kecil dari suatu sistem. Istilah sistem memiliki arti yang sangat luas, misalnya manusia, binatang dan alam semesta, mobil, motor dan lembaga tertentu adalah sebagai suatu sistem. Mengapa dikatakan sebagai suatu sistem ?. karena contoh-contoh diatas memiliki komponen-komponen tertentu yang berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu pula. Misalnya manusia, manusia sebagai suatu sistem, karene memiliki komponen-komponen tertentu yang satu sama lain saling berkaitan. Dalam tubuh manusia, ada komponen mata, telinga, hidung, tangan, kaki dan lain sebagainya. Setiap komponen tersebut memiliki fungsi yang pasti. Hidung berfungsi untuk mencium, telinga berfungsi untuk mendengar, mata berfungsi untuk melihat dan lain sebagainya. Setiap komponen dalam tubuh manusia itu saling berhubungan satu sama lain. Manakalah hidung sakit maka bukan hanya hidung tetapi seluruh tubuh akan ikut sakit, demikia juga apabila mata sakit bukan hanya mata tapi seluruh tubuh juga merasakan sakit.[1]
Jadi kalau demikian, apa yang dimaksud dengan sistem itu ?.  Sistem dapat diartikan sebagai satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.[2] Atau lebih mudahnya sistem adalah kumpulan elemen-elemen atau bagian-bagian yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem dalam dunia lembaga pendidikan sangat diperlukan, karene dengan adanya sistem yang baik dan teratur akan menjadikan lebih mudah untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dari pengertian diatas, sistem mempunyai tiga ciri utama suatu sistem. Pertama, suatu sistem memeliki tujuan tertentu. Kedua, untuk  mencapai tujuan sebuah sistem memiliki fungsi-fungsi tertentu. Ketiga, untuk mengerakan fungsi, suatu sistem harus ditunjang oleh berbagai komponen. [3]
1.    Setiap sitem bertujuan
Adakah suatu sistem tanpa adanya tujuan ? tentu tidak, setiap sistem pasti memiliki tujuan. Tujuan manusiawi sebagai organisme adalah agar dapat melakasanakan tugas kehidupanya. Tujuan keberadaan lembaga pendidikan adalah agar dapat melayani seetiap anak didik untuk mencapai tujuan pendidikannya. Jadi dengan demikian, setiap sistem mesti memiliki tujuan yang pasti. Tujuan itulah yang akan menggereakan suatu sistem.
2.    Setiap sistem memiliki fungsi
Untuk mencapai suatu tujuan. Setiap sistem memiliki fungsi tertentu. Misalnya, agar manusia dapat melaksanakan kehidupanya, mesti tubuh manusia memerlukakn fugsi pernapasan, pencernaan, penglihatan, fungsi peredaran darah, fungsi pendengaran, dan lain sebagainya. Proses Pendidikan bisa berjalan dan dapat mencapai tujuan secara optimal, maka diperlukan fungsi perencanaan, fungsi administrasi, fungsi kurikulum, fungsi bimbingan, dan lain sebagainya. Fungsi inilah yang akan terus-menerus berproses hingga tercapainya tujuan.
3.    Setiap sistem memiliki komponen
Untuk melaksanakan fungsi-fungsinya, setiap sistem mesti memiliki komponen-komponen yang satu sama lain saling berhubungan. Komponen-komponen inilah yang dapat menentukan kelancaran proses suatu sistem misalnya, agar fungsi pencernaan berjalan dalam sistem tubuh manusia maka diperlukan komponen lambung, agar fungsi penglihatan berjalan diperlukan komponen mata dan lain sebagainya. Agar fungsi perencanaan pembelajaran berjalan maka diperlukan komponen  silabus dan RPP, agar fungsi administrasi berjalan dan menunjunag keberhasislan sistem pembelajaran  maka diperlukan komponen administarsi kelas, siswa, guru dan lain sebagainya. Agar kurikulum berfungsi sebagai alat pendidikan diperlukan tujuan, isi, materi, pelajaran, strategi pemebelajaran serta komponen evaluasi pembelajaran.
Sebagai suatu sistem setiap komponen harus dapat melaksanakan fungsinya dengan tepat dan benar. Manakala salah satu sistem tidak berfungsi maka akan mempengaruhi sistem tersebut.

B.  Pendekatan Sistem.
Pendekatan Sistem menurut Prof. Wagiono Ismagil, (1982) mengatakan : Pendekatan sistem  adalah suatu pendekatan analisis organisasi yang mempergunakan  ciri-ciri sistem  sebagai titik tolak analisis. Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem memiliki beberapa manfaat, diantaranya :[4]
1.    Melelui pendekantan sistem, arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas.
2.    Pendekatan sistem menuntun guru pada kegiatan yang sistematis
3.    Pendekatan sistem dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan segala potensi dan sumber daya yang tersedia.
4.    Pendekatan sistem dapat memberikan umpan balik.

C.  Sistem Pembelajaran
Sistem pembelajaran adalah suatu kombinasi terorganisai yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (Hamalik, 2003).[5]
Unsur manusiawi dalam sistem pembelajaran terdiri atas siswa, guru atau pengajar, serta orang-orang yang mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran termasuk pustakawan, laboran, tenaga administrasi bahkan penjaga kantin sekolah. Material adalah berbagai bahan pelajaran yang dapat disajikan sebagai sumber belajar, misalnya buku-buku, film, slide suara, foto, CD, dan lain sebagainya. Fasilitas dan perlengkapan adalah segala sesuatu yang dapat mendukung terhadap jelasnya proses pembelajaran, misalnya ruang kelas, penerangan, perlengkapan komputer, audio visual dan lain sebagainya. Prosedur adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran, misalnya strategi dan metode pembelajaran, jadwal pembelajaran, pelaskasanaan evaluasi dan lain sebagainya.[6]
Sebagai suatu sistem seluruh unsur yang membentuk sistem itu memiliki ciri saling ketergantungan yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Keberhasilan sistem pembelajaran adalah keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Selanjutnya siapa yang diharapkan dapat mencapai tujuan tersebut ? yang harus mencapai tujuan adalah siswa yang menjadi subyek belajar. Maka dengan demikian, tujuan utama sistem pembelajaran adalah keberhasilan siswa mencapai tujuan
D.  Masalah Pembelajaran dan Solusinya.[7]
a.    Masalah Belajar
Apakah yang dimaksud dengan masalah belajar ?. Masalah Belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh seseoarang murid dan menghambat kelancaran proses belajarnya.  Masalah ini terkadang muncul dari diri peserta didik atau diri murid sendiri dan dapat juga muncul dikarenakan pengaruh dari lingkungannya.
Pada dasarnya, masalah-masalah belajar dapat digolongkan atas :
a.    Sangat cepat belajar, yaitu murid-murid yang tampaknya memiliki bakat akademik yang cukup tinggi, memiliki IQ diatas rata-rata dan memerlukan tugas-tugas khusus yang terancana.
b.    Keterlambatan akademik. Yaitu murid-murid yang tampaknya memiliki intelegensi normal tetapi tidak dapat memanfaatkan secara baik.
c.    Lambat belajar. Yaitu murid yang mempunyai IQ dibawah rata-rata sehingga perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan bantuan khusus
d.   Penempatan Kelas. Yaitu murid-murid yang umur, kemampuan, ukuran dan minat-minat sosial yang terlalu besar atau terlelu kecil untuk kelas yang ditempati.
e.    Kurang motif dalam belajar. Yaitu murid-murid yang kurang semangat dalam dalam belajara, mereka tampak jera dan malas.
f.     Sikap dan kebiasaan buruk. Yaiut murid-murid yang kegiatan atau perbuatannya berlawanan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya seperti suka marah, menunda tugas, belajar pada saat ujian saja.
g.    Kehadiran di madrasah. Yaitu murid-murid yang sering tidak hadir atau menderita sakit dalam jangka waktu lama, sehingga kehilangan banyak waktu belajar.

b.   Identifikasi Murid Bermasalah
Masalah diatas dapat disimpilkan bahwa timbulnya masalah belajar bisa terjadi dari murid sendiri dan dari luar diri murid. Hal-hal ini bisa diketahui dengan mencara mengidentifikasi murid yang bermasalah. Penentuan siapa saja murid yang mempunyai masalah dengan pembelajaran dapat dilakukan dengan prosedural sebagai berikut :
a.    Penilain Hasil Akhir
Guru sebagai komponen dari sistem pembelajaran diharapkan dapat melaksanakan hasil penilain secara berkesinambungan. Salah satu tujuannya adalah adalah agar mengetahui sejauh mana murid mencapai hasil belajar yang sesuai denga perencanaan wal pembelajaran. Dalam hal ini ada dua acuan yang digunakan :
1)   Penilain Acuan Patokan (PAP)
Penilain ini, berdasarkan dengan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa. Murid akan dikatan berhasil atau menguasai materi,  yang telah ditetapkan,. Patokan ini diyantakan dengan presentasi minimal. 75 %, 80%, 90%, dan sebagainya
2)   Penilain Acuap Normal (PAN)
Penilaian acuan norma (PAN) adalah penlaian yang dilakukan untuk mengetahui posisi kemampuan seseorang dibandingkan dengan temannya dikelas tersebut. PAN ini berasumsi bahwa kemampuan orang itu berbeda beda dan dapat digambarkan menurut distribusi norma. Perbedaan ini harus ditunjukan oleh hasil pengukuran, misalnya setelah mengikuti pendidikan selama satu semester peserta didik diadakan penilaian. Hasil ujian seseorang dibandingkan dengan kelompoknya, sehingga dapat diketahui posisi seseorang. Acuan ini biasanya digunakan pada ujian untuk seleksi, karena sesuai dengan tujuannya ujian seleksi adalah untuk membedakan kemampuan seseorang dan untuk mengetahui hasil belajar seseora
b.    Pemanfaatan Hasil Intelegensi
Belajar di pengaruhi oleh intelegensi atau kemampuan dasar. Semakin tinggi kemampuan dasar semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh
c.    Pengamatan
 Penilaian ini berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama masa pembelajaran sehingga akan dapat mengetahu perindividu murid sehingga guru dapat menentukan untuk bimbingan dan konseling, dan alayanan belajar khusus.
c.    Faktor-faktor sumber Murid bermasalah dalam belajar
Setelah menilai atau mengetahui siswa yang bermasalah dalam belajar dan sejenisnya, maka sebelum memberikan bimbingan atau konseling, terlebih dahulu harus mengatahui sebab-sebab kenapa murid mendapat kesulitan dalam belajar.  Hal ini perlu dilakukan agar bisa memberikan sesuatu yang memang menjadi kebutuhan murid, misalnya anak yang mempunyai kesulitan membaca dikarenakan kendala  mata, maka guru tidak dapat membantu  hanya dengan memberikan tambahan waktu agar murid cepat bisa membaca.
Pada dasarnya masalah dalam belajar itu dapat terjadi dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi, dan faktor-faktor itu dapat digolongkan menjadi dua macam : Pertama, Faktor-faktor yang bersumber dari dari murid itu sendiri. Dan yang kedua, faktor yang bersumber dari luar diri murid. :
a.    Faktor-faktor yang Bersumber dari Murid
1)   Tingkat Kecerdasan rendah
2)   Kesehatan sering terganggu
3)   Kekurangan Fisik
4)   Gangguan alat perseptual
5)   Tidak Menguasai cara-cara belajar yang baik
b.    Faktor-faktor yang Bersumber dari Luar diri Mudir
1)   Faktor Lingkungan Keluarga.
a)      Kemampuan ekonomi orang tua kurang memadai
b)      Anak kurang mendapat perhatian dan pengawasan dari orang tua
c)      Harapan orang tua terlalu tinggi terhadap anak
d)     Orang tua pilih kasih
2)   Faktor Lingkungan Sekolah atau Madarsah dan Masayarakat.
Masalah-masalah yang dialami murid dalam belajar bukan hanya bersumber dari lingkungan keluarga atau keadaan murid, tetapi juga bisa timbul atau bersumber dari faktor lingkungan sekolah atau madrasah antara lain : kurikulum kurang sesuai, guru kurang menguasai bahan pelajaran, metode mengajar yang kurang sesuai dan alat dan media kurang memadai.



d.   Membantu Murid Mangatasi Masalah Pembelajaran
Setelah mengetahui masalah yang dihadapi oleh murid, maka guru harus membantu murid sesuai dengan kebutuhan, karena setiap murid mempunyai kemampuan yang berbeda-beda sehingga pencapaiannya pun berbeda-beda.
Berkenaan dengan masalah-masalah yang dihadapi murid dalam belajar, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru, antara lain melaksanakan pengajaran perbaikan, pengajaran pengayaan, pembinaan sikap dan kebiasaan belajar baik, dan peningkatan motivasi belajar.
a.    Progam Perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan bentuk khusus dari pengajaran yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang murid yang mengalai kesulitan belajar. Kekhususan dari pengajaran ini terletak pada murid yang dilayani, bahan pelajaran, meode, dan media penyampaian. Seperti yang telah di bahas diatas bahwa murid yang dilayani adalaha murid yang mangalami kesulitan belajar dan memahami. Bahan atau materi yang akan disampaikan dapat bervarisai antara seseorang murid dengan murid yang lain, tergantung masalah apa yang dihadapi oleh murid.
1)   Cara yang di tempuh.
Kegiatan pokok dalam pengajaran perbaikan terletak pada usaha mempernaiki kesalahan-kesalahan atau penyimpangan yang terjadi pada murif berkenaan dengan mata pelajaran yang di pelajarinya. Oleh sebab itu, guru tidak perlu lagi banyak menggunakan metode ceramah atau metode diskusi dalam menyajikan bahan pelajaran kepada murid. Guru juga tidaj perlu mengulang semua bahan ajar yang sudah disampaikan. Pengajaran dipusat kepada komponen-komponen atau bagian-bagian yang belum dikuasai dengan baik pelh murid. Dengan jalan memberikan penjelasan seperluanya, mengadakan tanya jawab, demontrasi, latihan, pemberian tugas dan evaluasi.
Berdasarkan dengan hal ini DEPDIKNAS (2004) mengemukakan dua cara yang dapat ditempuh, yaitu :
a)   Pemberian bimbingan secara khusus dan perorangan bagi siswa yangbelum atau mengalami kesulitan dalam penguasaan KD tertentu.
b)   Pemberian tugas tau perlakuan (treatment) secar khusus yang sifat penyederhanaan dari pelaksanaan pembelajaran reguler.
-       Penyederhanaan Isi / Materi Pembelajaran untuk KD tertentu
-       Penyederhanaan cara penyajian
-       Penyederhanaan soal / pertanyaan yang diberikan.
2)   Materi dan waktu pelaksanaan progam perbaikan
Progam perbaikan dapat dilaksanakan pada :
a)   Setelah mengikuti tes / ujian kompetensi dasar tertentu
b)   Setelah mengikuti tes / ujian blok atau sejumlah kopetensi dasar dalam satu kesatuan
c)   Setelah mengikuti tes / ujian kompetensi dasar atau blok terakhir. Khusus untuk perbaikan terakhir ini hanya di berlakukakn untuk kompetensi dasar atau blok terakhir darii kopetensi dasar atau blok-blok yang ada pada semester tertentu.
b.    Progam Pengayaan
Progam ini diperuntuhkan kepada murid yang cepat dalam memahami materi pembelajaran.
a.       Cara Yang ditempuh
a)   Membaca subpokok bahasan lain yang bersidat perluasan atau pendalaman dari sub pokok bahasan yang dipelajari
b)   Melaksanakan kerja praktek atau percobaan-percobaan
c)   Mengerjakan soal latihan
b.      Materi dan waktu pelaksanaan progam pembelajaran
a)   Materi yang diberikan sesuai denggan kompetensi dasar yang dipelajari
b)   Waktu pelaksanaan progam pengayaan :
-       Setelah mengikuti tes / ujian kompetensi dasar tertentu
-       Setelah mengikuti tes / ujian blok atau kesatuan KD tertentu
-       Setelah mengikuti tes / ujian kompetensi dasar atau blok terakhir. pada semester tertentu.
c.    Progam Akselerasi
Progam akselerasi memberiakan kesempatan kepada peserta didik untuk melalu masa belajar disekolah dengan waktu yang relatif capat.  Progam ini  di terapkan kepada murid yang mempunyai kemampuan diatasa rata-rata.
Agar progam ini terlaksana dengan baik, maka di butuhkan persiapan dan perencanaan yang baik dan cermat serta terperinci.
E.  Strategi Dasar Merancang Sistem Pembelajaran
Berdasarkan komponen-komponen dalam sistem pembelajaran, selanjutnya kita dapat menentukan langkah atau strategi dalam penyusunan perencanaan pembelajaran yaitu sebagai berikut :
1.      Merumuskan Tujuan Khusus.
Dasar merancang Pembelajaran adalah, tugas pertama adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus berserta materi pelajaranya. dengan menentukan tujuan pembelajaran khusus akan menjadi rumusan indikator hasil pelajaran. Fungsi rumusan pembelajaran khusus adalah sebagai teknik untuk mencapai tujuan pembelajaran umum, dengan demikian, maka penecapaian tujuan-tujuan khusus dalam proses pembelajaran, merupakan indikator pencapaian tujuan umum.
2.      Pengalaman Belajar
Langkah yang kedua dalam merencanakan pembelajaran adalah memlih pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Belajar bukan hanya mencatat dan menghafal, akan tetapi proses berpengalaman. Oleh sebab itu, siswa harus di dorong secara aktif melakukan kegiatan tertentu. Walaupun tujuan pembelajaran hanya sebatas memahami data atau fakta, akan tetapi sebaiknya hal itu tidak cukup hanya diberikan saja oleh guru, akan tetapi siswa didorong untuk mencari dan menemukan sendiri fakta tersebut, misalnya melalui wawancara, observasi, dan lain sebagainya.
3.      Kegiatan Belajar Mengajar
Langkah ketiga dalam menyusn perencanaan pembelajaran dengan pendekatan sistem adalah menetukan kegiatan belajar mengajar. Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai.
4.      Orang-orang yang Terlibat
Perencanaan pembelajaran dengan pendekatan sistem juga bertanggung jawab dalam menentukan orang yang akan membantu dalam proses pembelajaran. Orang-orang yang akan membantu dalam proses pembelajaran khususnya yang berperan sebagai sumber belajar meliputi Instruktur atau guru, dan juga tenaga professional.
5.      Bahan dan Alat
Penyeleksian bahan dan alat juga merupakan bagian dari sistem perencanaan pembelajaran. Penentuan bahan dan alat dapat mempertimbangkan beberapa hal-hal sebagai berikut :
a.    Keberagaman kemampuan intelektual peserta didik
b.    Jumlah dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai peserta didik
c.    Tipe-tipe media yang diproduksi dan digunakan secara khusus
d.   Berbagai alternative pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
e.    Bahan dan alat dapat dimanfaatkan.
f.     fasilitas fisik yang tersedia
6.      Fasilitas Fisik
Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran.
7.      Perencanaan evaluasi dan Pengembangan
Prosedur evaluasi merupakan faktor penting dalam sebuah perencanaan pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat keberhasilan pengelolaan pembelajaran dan keberhasilan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.

BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.    Sistem adalah kumpulan elemen-elemen atau bagian-bagian yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2.    Pendekatan sistem adalah urut-urutan yang tepat dati tahapan-tahapan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.
3.    Sistem Pembelajaran adalah kerjasama antar elemen untuk menghasilkan atau mencapai suatu tujuan.
4.    Masalah Belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh seseoarang murid dan menghambat kelancaran proses belajarnya.
5.    Strategi merancang sistem dalam pembelajaran adalah cara, metode atau alat untuk mencapai tujuan.



DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Cet. III (Jakarta, Kencana) 2012
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung, Remaja Rosdakarya), 2012

Google Search


[1] Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Cet. III (Jakarta, Kencana, 2012), h. 1
[2] Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, h. 2
[3] Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, h. 2-4
[4] Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, h. 7
[5] Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, h. 6
[6] Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, h. 6-7
[7] Abdul Majid, S.Ag. Perencanaan Pembelajaran. (Bandung, PT Remaja Rosdakarya), 225-243

Tags :

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

PSIKOLOGI ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN A.   Latar Belakang Suatu organisasi, tidak akan lepasa dari suatu permasalah baik permasalah dalam organisasi ma...

Flickr Images

Like us on Facebook

Popular Posts