Dasar-dasar Sistem Pembelajaran
Dasar-dasar Sistem Pembelajaran
MAKALAH
Diajukan Untuk
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah
“Perencanaan Pembelajaran ”
Oleh:
Mustain
M. Agus Munif
Mohammad Ridwan
Nur Wahyu Hidayat
Dosen Pembimbing:
Pratama. SBK, S.Pd.I
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM AL-FITHRAH
SURABAYA
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di zaman modern, sekolah sangat dibutuhkan untuk bisa merubah
strata sosial, sehingga banyak orang tua sudah mempersiapkan anaknya untuk
disekolahkan di tempat yang pas dan menunjang kehidupan baik rohani maupun
jasamani. Hal ini perlu direspon oleh semua pihak terutama pihak-pihak yang
berkencipung dalam dunia pendidikan untuk menjawab atau melayani kebutuhan
masyarakat dengan cara mempersiapkan perencanaan dan sistem yang matang dalam
menjalankan dan mengorganisasi sehingga semua sistem dan perencanaan berjalan
dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Banyak sekolah atau lembaga pendidikan yang belum bisa menjalankan
dengan baik antara perencanaan dan sistem secara bersamaan, terutama yang
berkaitan dengan sistem pembelajaran, yang mana hal ini berpengaruh pada
peserta didik, dikarenakan kesalahan lembaga yang tidak dapat mengatur dan
mensistem suatu perencanaan pembelajaran, sehingga bayak lulusan yang tidak
memenuhi ekspentasi dunia luar. Hal-hal seperti ini biasanya tidak terlalu
diperhatikan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan tanpa perencanaan dan
sistem pembelajaran yang baik, akan sulit untuk mencapai tujuan.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang “ Dasar-dasar Sistem
Pembelajaran “, yang meliputi tentang pengertian sistem, strategi pembelajaran dan
masalah-masalah dalam pembelajaran serta solusi untuk mengatasinya, yang mana
hal ini akan kami rumuskan di bawah ini.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Sistem dan ciri-cirinya ?
2.
Apa Pendekatan Sistem ?
3.
Apa Sistem Pembelajaran ?
4.
Apa Saja masalah dalam pembelajaran dan bagaimana solusinya ?
5.
Apa Strategi dasar merancang sistem Pembelajaran ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sistem dan Ciri-cirinya
Dalam pembalajaran yang sangat diperlukan adalah sistem, dengan
sistem kita bisa menjalankan aktifitas kegiatan mengajar dengan baik dan tepat.
Maka perlu sekali untuk terlebih dahulu mengetahui pengertian dari sistem
sendiri.
Sistem bukanlah cara atau metode seperti banyak dikatakan orang,
hal ini hanyalah sebagian kecil dari suatu sistem. Istilah sistem memiliki arti
yang sangat luas, misalnya manusia, binatang dan alam semesta, mobil, motor dan
lembaga tertentu adalah sebagai suatu sistem. Mengapa dikatakan sebagai suatu
sistem ?. karena contoh-contoh diatas memiliki komponen-komponen tertentu yang
berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu pula. Misalnya manusia, manusia
sebagai suatu sistem, karene memiliki komponen-komponen tertentu yang satu sama
lain saling berkaitan. Dalam tubuh manusia, ada komponen mata, telinga, hidung,
tangan, kaki dan lain sebagainya. Setiap komponen tersebut memiliki fungsi yang
pasti. Hidung berfungsi untuk mencium, telinga berfungsi untuk mendengar, mata
berfungsi untuk melihat dan lain sebagainya. Setiap komponen dalam tubuh
manusia itu saling berhubungan satu sama lain. Manakalah hidung sakit maka
bukan hanya hidung tetapi seluruh tubuh akan ikut sakit, demikia juga apabila
mata sakit bukan hanya mata tapi seluruh tubuh juga merasakan sakit.[1]
Jadi kalau demikian, apa yang dimaksud dengan sistem itu ?. Sistem dapat diartikan sebagai satu kesatuan
komponen yang satu sama lain saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.[2] Atau
lebih mudahnya sistem adalah kumpulan elemen-elemen atau bagian-bagian yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem dalam dunia lembaga
pendidikan sangat diperlukan, karene dengan adanya sistem yang baik dan teratur
akan menjadikan lebih mudah untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dari
pengertian diatas, sistem mempunyai tiga ciri utama suatu sistem. Pertama, suatu
sistem memeliki tujuan tertentu. Kedua, untuk mencapai tujuan sebuah sistem memiliki
fungsi-fungsi tertentu. Ketiga, untuk mengerakan fungsi, suatu sistem
harus ditunjang oleh berbagai komponen. [3]
1.
Setiap sitem bertujuan
Adakah suatu sistem tanpa adanya tujuan ? tentu tidak, setiap
sistem pasti memiliki tujuan. Tujuan manusiawi sebagai organisme adalah agar
dapat melakasanakan tugas kehidupanya. Tujuan keberadaan lembaga pendidikan
adalah agar dapat melayani seetiap anak didik untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Jadi dengan demikian, setiap sistem mesti memiliki tujuan yang pasti. Tujuan
itulah yang akan menggereakan suatu sistem.
2.
Setiap sistem memiliki fungsi
Untuk
mencapai suatu tujuan. Setiap sistem memiliki fungsi tertentu. Misalnya, agar
manusia dapat melaksanakan kehidupanya, mesti tubuh manusia memerlukakn fugsi
pernapasan, pencernaan, penglihatan, fungsi peredaran darah, fungsi
pendengaran, dan lain sebagainya. Proses Pendidikan bisa berjalan dan dapat
mencapai tujuan secara optimal, maka diperlukan fungsi perencanaan, fungsi
administrasi, fungsi kurikulum, fungsi bimbingan, dan lain sebagainya. Fungsi
inilah yang akan terus-menerus berproses hingga tercapainya tujuan.
3.
Setiap sistem memiliki komponen
Untuk melaksanakan fungsi-fungsinya, setiap sistem mesti memiliki
komponen-komponen yang satu sama lain saling berhubungan. Komponen-komponen
inilah yang dapat menentukan kelancaran proses suatu sistem misalnya, agar
fungsi pencernaan berjalan dalam sistem tubuh manusia maka diperlukan komponen
lambung, agar fungsi penglihatan berjalan diperlukan komponen mata dan lain
sebagainya. Agar fungsi perencanaan pembelajaran berjalan maka diperlukan
komponen silabus dan RPP, agar fungsi
administrasi berjalan dan menunjunag keberhasislan sistem pembelajaran maka diperlukan komponen administarsi kelas,
siswa, guru dan lain sebagainya. Agar kurikulum berfungsi sebagai alat pendidikan
diperlukan tujuan, isi, materi, pelajaran, strategi pemebelajaran serta
komponen evaluasi pembelajaran.
Sebagai suatu sistem setiap komponen harus dapat melaksanakan
fungsinya dengan tepat dan benar. Manakala salah satu sistem tidak berfungsi
maka akan mempengaruhi sistem tersebut.
B.
Pendekatan Sistem.
Pendekatan Sistem menurut Prof. Wagiono Ismagil, (1982) mengatakan
: Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisis organisasi yang
mempergunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisis.
Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem memiliki
beberapa manfaat, diantaranya :[4]
1.
Melelui pendekantan sistem, arah dan tujuan pembelajaran dapat
direncanakan dengan jelas.
2.
Pendekatan sistem menuntun guru pada kegiatan yang sistematis
3.
Pendekatan sistem dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan
segala potensi dan sumber daya yang tersedia.
4.
Pendekatan sistem dapat memberikan umpan balik.
C.
Sistem Pembelajaran
Sistem pembelajaran adalah suatu kombinasi terorganisai yang
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (Hamalik, 2003).[5]
Unsur manusiawi dalam sistem pembelajaran terdiri atas siswa, guru
atau pengajar, serta orang-orang yang mendukung terhadap keberhasilan proses
pembelajaran termasuk pustakawan, laboran, tenaga administrasi bahkan penjaga
kantin sekolah. Material adalah berbagai bahan pelajaran yang dapat disajikan
sebagai sumber belajar, misalnya buku-buku, film, slide suara, foto, CD, dan
lain sebagainya. Fasilitas dan perlengkapan adalah segala sesuatu yang dapat
mendukung terhadap jelasnya proses pembelajaran, misalnya ruang kelas,
penerangan, perlengkapan komputer, audio visual dan lain sebagainya. Prosedur
adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran, misalnya
strategi dan metode pembelajaran, jadwal pembelajaran, pelaskasanaan evaluasi
dan lain sebagainya.[6]
Sebagai suatu sistem seluruh unsur yang membentuk sistem itu
memiliki ciri saling ketergantungan yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan.
Keberhasilan sistem pembelajaran adalah keberhasilan pencapaian tujuan
pembelajaran. Selanjutnya siapa yang diharapkan dapat mencapai tujuan tersebut
? yang harus mencapai tujuan adalah siswa yang menjadi subyek belajar. Maka
dengan demikian, tujuan utama sistem pembelajaran adalah keberhasilan siswa
mencapai tujuan
a.
Masalah Belajar
Apakah yang dimaksud dengan masalah belajar ?. Masalah Belajar
adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh seseoarang murid dan menghambat
kelancaran proses belajarnya. Masalah
ini terkadang muncul dari diri peserta didik atau diri murid sendiri dan dapat
juga muncul dikarenakan pengaruh dari lingkungannya.
Pada dasarnya, masalah-masalah belajar dapat digolongkan atas :
a.
Sangat cepat belajar, yaitu
murid-murid yang tampaknya memiliki bakat akademik yang cukup tinggi, memiliki
IQ diatas rata-rata dan memerlukan tugas-tugas khusus yang terancana.
b.
Keterlambatan akademik. Yaitu
murid-murid yang tampaknya memiliki intelegensi normal tetapi tidak dapat
memanfaatkan secara baik.
c.
Lambat belajar.
Yaitu murid yang mempunyai IQ dibawah rata-rata sehingga perlu dipertimbangkan
untuk mendapatkan bantuan khusus
d.
Penempatan Kelas. Yaitu
murid-murid yang umur, kemampuan, ukuran dan minat-minat sosial yang terlalu
besar atau terlelu kecil untuk kelas yang ditempati.
e.
Kurang motif dalam belajar. Yaitu murid-murid yang kurang semangat dalam dalam belajara,
mereka tampak jera dan malas.
f.
Sikap dan kebiasaan buruk. Yaiut murid-murid yang kegiatan atau perbuatannya berlawanan atau
tidak sesuai dengan yang seharusnya seperti suka marah, menunda tugas, belajar
pada saat ujian saja.
g.
Kehadiran di madrasah.
Yaitu murid-murid yang sering tidak hadir atau menderita sakit dalam jangka
waktu lama, sehingga kehilangan banyak waktu belajar.
b.
Identifikasi Murid Bermasalah
Masalah diatas dapat disimpilkan bahwa timbulnya masalah belajar
bisa terjadi dari murid sendiri dan dari luar diri murid. Hal-hal ini bisa
diketahui dengan mencara mengidentifikasi murid yang bermasalah. Penentuan
siapa saja murid yang mempunyai masalah dengan pembelajaran dapat dilakukan
dengan prosedural sebagai berikut :
a.
Penilain Hasil Akhir
Guru sebagai
komponen dari sistem pembelajaran diharapkan dapat melaksanakan hasil penilain
secara berkesinambungan. Salah satu tujuannya adalah adalah agar mengetahui
sejauh mana murid mencapai hasil belajar yang sesuai denga perencanaan wal
pembelajaran. Dalam hal ini ada dua acuan yang digunakan :
1)
Penilain Acuan Patokan (PAP)
Penilain ini,
berdasarkan dengan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa. Murid akan
dikatan berhasil atau menguasai materi,
yang telah ditetapkan,. Patokan ini diyantakan dengan presentasi
minimal. 75 %, 80%, 90%, dan sebagainya
2)
Penilain Acuap Normal (PAN)
Penilaian acuan
norma (PAN) adalah penlaian yang dilakukan untuk mengetahui posisi kemampuan
seseorang dibandingkan dengan temannya dikelas tersebut. PAN ini berasumsi
bahwa kemampuan orang itu berbeda beda dan dapat digambarkan menurut distribusi
norma. Perbedaan ini harus ditunjukan oleh hasil pengukuran, misalnya setelah
mengikuti pendidikan selama satu semester peserta didik diadakan penilaian.
Hasil ujian seseorang dibandingkan dengan kelompoknya, sehingga dapat diketahui
posisi seseorang. Acuan ini biasanya digunakan pada ujian untuk seleksi, karena
sesuai dengan tujuannya ujian seleksi adalah untuk membedakan kemampuan
seseorang dan untuk mengetahui hasil belajar seseora
b.
Pemanfaatan Hasil Intelegensi
Belajar di
pengaruhi oleh intelegensi atau kemampuan dasar. Semakin tinggi kemampuan dasar
semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh
c.
Pengamatan
Penilaian ini berdasarkan hasil pengamatan
atau observasi selama masa pembelajaran sehingga akan dapat mengetahu
perindividu murid sehingga guru dapat menentukan untuk bimbingan dan konseling,
dan alayanan belajar khusus.
c.
Faktor-faktor sumber Murid bermasalah dalam belajar
Setelah menilai atau mengetahui siswa yang bermasalah dalam belajar
dan sejenisnya, maka sebelum memberikan bimbingan atau konseling, terlebih
dahulu harus mengatahui sebab-sebab kenapa murid mendapat kesulitan dalam
belajar. Hal ini perlu dilakukan agar
bisa memberikan sesuatu yang memang menjadi kebutuhan murid, misalnya anak yang
mempunyai kesulitan membaca dikarenakan kendala
mata, maka guru tidak dapat membantu
hanya dengan memberikan tambahan waktu agar murid cepat bisa membaca.
Pada dasarnya masalah dalam belajar itu dapat terjadi dikarenakan
adanya faktor-faktor yang mempengaruhi, dan faktor-faktor itu dapat digolongkan
menjadi dua macam : Pertama, Faktor-faktor yang bersumber dari dari
murid itu sendiri. Dan yang kedua, faktor yang bersumber dari luar diri
murid. :
a.
Faktor-faktor yang Bersumber dari Murid
1)
Tingkat Kecerdasan rendah
2)
Kesehatan sering terganggu
3)
Kekurangan Fisik
4)
Gangguan alat perseptual
5)
Tidak Menguasai cara-cara belajar yang baik
b.
Faktor-faktor yang Bersumber dari Luar diri Mudir
1)
Faktor Lingkungan Keluarga.
a)
Kemampuan ekonomi orang tua kurang memadai
b)
Anak kurang mendapat perhatian dan pengawasan dari orang tua
c)
Harapan orang tua terlalu tinggi terhadap anak
d)
Orang tua pilih kasih
2)
Faktor Lingkungan Sekolah atau Madarsah dan Masayarakat.
Masalah-masalah
yang dialami murid dalam belajar bukan hanya bersumber dari lingkungan keluarga
atau keadaan murid, tetapi juga bisa timbul atau bersumber dari faktor
lingkungan sekolah atau madrasah antara lain : kurikulum kurang sesuai, guru
kurang menguasai bahan pelajaran, metode mengajar yang kurang sesuai dan alat
dan media kurang memadai.
d.
Membantu Murid Mangatasi Masalah Pembelajaran
Setelah mengetahui masalah yang dihadapi oleh murid, maka guru
harus membantu murid sesuai dengan kebutuhan, karena setiap murid mempunyai
kemampuan yang berbeda-beda sehingga pencapaiannya pun berbeda-beda.
Berkenaan dengan masalah-masalah yang dihadapi murid dalam belajar,
ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru, antara lain melaksanakan
pengajaran perbaikan, pengajaran pengayaan, pembinaan sikap dan kebiasaan
belajar baik, dan peningkatan motivasi belajar.
a.
Progam Perbaikan
Pengajaran
perbaikan merupakan bentuk khusus dari pengajaran yang diberikan kepada
seseorang atau beberapa orang murid yang mengalai kesulitan belajar. Kekhususan
dari pengajaran ini terletak pada murid yang dilayani, bahan pelajaran, meode,
dan media penyampaian. Seperti yang telah di bahas diatas bahwa murid yang
dilayani adalaha murid yang mangalami kesulitan belajar dan memahami. Bahan
atau materi yang akan disampaikan dapat bervarisai antara seseorang murid
dengan murid yang lain, tergantung masalah apa yang dihadapi oleh murid.
1)
Cara yang di tempuh.
Kegiatan pokok
dalam pengajaran perbaikan terletak pada usaha mempernaiki kesalahan-kesalahan
atau penyimpangan yang terjadi pada murif berkenaan dengan mata pelajaran yang
di pelajarinya. Oleh sebab itu, guru tidak perlu lagi banyak menggunakan metode
ceramah atau metode diskusi dalam menyajikan bahan pelajaran kepada murid. Guru
juga tidaj perlu mengulang semua bahan ajar yang sudah disampaikan. Pengajaran
dipusat kepada komponen-komponen atau bagian-bagian yang belum dikuasai dengan
baik pelh murid. Dengan jalan memberikan penjelasan seperluanya, mengadakan
tanya jawab, demontrasi, latihan, pemberian tugas dan evaluasi.
Berdasarkan
dengan hal ini DEPDIKNAS (2004) mengemukakan dua cara yang dapat ditempuh,
yaitu :
a)
Pemberian bimbingan secara khusus dan perorangan bagi siswa yangbelum
atau mengalami kesulitan dalam penguasaan KD tertentu.
b)
Pemberian tugas tau perlakuan (treatment) secar khusus yang
sifat penyederhanaan dari pelaksanaan pembelajaran reguler.
-
Penyederhanaan Isi / Materi Pembelajaran untuk KD tertentu
-
Penyederhanaan cara penyajian
-
Penyederhanaan soal / pertanyaan yang diberikan.
2)
Materi dan waktu pelaksanaan progam perbaikan
Progam perbaikan dapat dilaksanakan pada :
a)
Setelah mengikuti tes / ujian kompetensi dasar tertentu
b)
Setelah mengikuti tes / ujian blok atau sejumlah kopetensi dasar
dalam satu kesatuan
c)
Setelah mengikuti tes / ujian kompetensi dasar atau blok terakhir.
Khusus untuk perbaikan terakhir ini hanya di berlakukakn untuk kompetensi dasar
atau blok terakhir darii kopetensi dasar atau blok-blok yang ada pada semester
tertentu.
b.
Progam Pengayaan
Progam ini
diperuntuhkan kepada murid yang cepat dalam memahami materi pembelajaran.
a.
Cara Yang ditempuh
a)
Membaca subpokok bahasan lain yang bersidat perluasan atau
pendalaman dari sub pokok bahasan yang dipelajari
b)
Melaksanakan kerja praktek atau percobaan-percobaan
c)
Mengerjakan soal latihan
b.
Materi dan waktu pelaksanaan progam pembelajaran
a)
Materi yang diberikan sesuai denggan kompetensi dasar yang
dipelajari
b)
Waktu pelaksanaan progam pengayaan :
-
Setelah mengikuti tes / ujian kompetensi dasar tertentu
-
Setelah mengikuti tes / ujian blok atau kesatuan KD tertentu
-
Setelah mengikuti tes / ujian kompetensi dasar atau blok terakhir.
pada semester tertentu.
c.
Progam Akselerasi
Progam
akselerasi memberiakan kesempatan kepada peserta didik untuk melalu masa
belajar disekolah dengan waktu yang relatif capat. Progam ini
di terapkan kepada murid yang mempunyai kemampuan diatasa rata-rata.
Agar progam ini
terlaksana dengan baik, maka di butuhkan persiapan dan perencanaan yang baik
dan cermat serta terperinci.
E. Strategi
Dasar Merancang Sistem Pembelajaran
Berdasarkan komponen-komponen dalam sistem
pembelajaran, selanjutnya kita dapat menentukan langkah atau strategi dalam
penyusunan perencanaan pembelajaran yaitu sebagai berikut :
1. Merumuskan Tujuan Khusus.
Dasar merancang Pembelajaran adalah, tugas
pertama adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus berserta materi
pelajaranya. dengan menentukan tujuan pembelajaran khusus akan menjadi rumusan
indikator hasil pelajaran. Fungsi rumusan pembelajaran khusus adalah sebagai
teknik untuk mencapai tujuan pembelajaran umum, dengan demikian, maka penecapaian
tujuan-tujuan khusus dalam proses pembelajaran, merupakan indikator pencapaian
tujuan umum.
2. Pengalaman Belajar
Langkah yang kedua dalam merencanakan
pembelajaran adalah memlih pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Belajar bukan hanya mencatat dan menghafal, akan
tetapi proses berpengalaman. Oleh sebab itu, siswa harus di dorong secara aktif
melakukan kegiatan tertentu. Walaupun tujuan pembelajaran hanya sebatas
memahami data atau fakta, akan tetapi sebaiknya hal itu tidak cukup hanya
diberikan saja oleh guru, akan tetapi siswa didorong untuk mencari dan menemukan
sendiri fakta tersebut, misalnya melalui wawancara, observasi, dan lain
sebagainya.
3. Kegiatan Belajar Mengajar
Langkah ketiga dalam menyusn perencanaan
pembelajaran dengan pendekatan sistem adalah menetukan kegiatan belajar
mengajar. Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai.
4. Orang-orang yang Terlibat
Perencanaan pembelajaran dengan pendekatan
sistem juga bertanggung jawab dalam menentukan orang yang akan membantu dalam
proses pembelajaran. Orang-orang yang akan membantu dalam proses pembelajaran
khususnya yang berperan sebagai sumber belajar meliputi Instruktur atau guru,
dan juga tenaga professional.
5. Bahan dan Alat
Penyeleksian bahan dan alat juga merupakan
bagian dari sistem perencanaan pembelajaran. Penentuan bahan dan alat dapat
mempertimbangkan beberapa hal-hal sebagai berikut :
a. Keberagaman kemampuan intelektual peserta
didik
b. Jumlah dan keberagaman tujuan pembelajaran
khusus yang harus dicapai peserta didik
c. Tipe-tipe media yang diproduksi dan
digunakan secara khusus
d. Berbagai alternative pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
e. Bahan dan alat dapat dimanfaatkan.
f. fasilitas fisik yang tersedia
6. Fasilitas Fisik
Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan
berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran.
7. Perencanaan evaluasi dan Pengembangan
Prosedur evaluasi merupakan faktor penting
dalam sebuah perencanaan pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat
keberhasilan pengelolaan pembelajaran dan keberhasilan peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem adalah kumpulan elemen-elemen atau bagian-bagian yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
2. Pendekatan sistem adalah urut-urutan yang
tepat dati tahapan-tahapan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan,
kapan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.
3. Sistem Pembelajaran adalah kerjasama antar
elemen untuk menghasilkan atau mencapai suatu tujuan.
4. Masalah Belajar
adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh seseoarang murid dan menghambat
kelancaran proses belajarnya.
5. Strategi merancang sistem dalam
pembelajaran adalah cara, metode
atau alat untuk mencapai tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Wina, Perencanaan
dan Desain Sistem Pembelajaran, Cet. III (Jakarta, Kencana)
2012
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung, Remaja
Rosdakarya), 2012
Google Search
Tidak ada komentar:
Posting Komentar