PSIKOLOGI ORGANISASI

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Suatu organisasi, tidak akan lepasa dari suatu permasalah baik permasalah dalam organisasi maupun permasalahan yang terjadi dalam lingkungan orngasasi, hal ini jika tidak dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat akan menimbulkan permsalah-permasalah yang lebih besar. Sehingga permasalah-permsalah tersebut tidak menjadi ancaman terhadap organisasi.
Dalam pengambilan keputusan atau penyelesaian diperlukan kejelian dan keahlian sehingga keputusan-keputusan yang diambil sudah melihat dampak positif dan negatifnya. Salah satunya adalah keahlian dalam pengambilan keputusan dengan melakukan analisis lingkungan, baik dalam organisasi ataupun diluar organisasi.
Dalam makalah ini menjelaskan tentang bagaimana memecahkan masalah dan cara menentukan strategi dalam hal ini tidak akan terlepas dengan psikologi organisasi. Hal ini akan kami rumuskan dibwah ini
B.  Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian Psikologi Organisasi ?
2.    Bagaimana mengidentifikasi masalah dalam organisasi ?
3.    Bagaimana cara menentukan strategi organisasi ?
4.    Dan bagaimana pemecahan masalah dalam organisasi ?

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Psikologi Organisasi
Psikologi organisasi adalah ilmu yg mempelajari manusia dalam hubungan dengan organisasi (perilaku manusia dalam setting organisasi). Fokus study psikologi organisasi lebih ke cara pengambilan keputusan dalam suatu organisasi didasari oleh sistem, budaya, leadership dan human capital. [1]
Psikologi organisasi mempelajari bagaimana suatu organisasi mempengaruhi dan berinteraksi dengan anggota-anggotanya. Pemahaman, penguasaan serta praktik pada psikologi organisasi dapat diterapkan pada perusahaan guna mencapai kesuksesan sebuah perusahaan dan membantu memberikan alternatif solusi terhadap pengembangan sistem industri.
B.  Identifikasi Masalah dalam Organisasi
Dalam implementasi suatu sistem manajemen dalam organisasi, satu hal yang tidak dapat dihindari adalah timbulnya permasalahan. Adanya permasalahan dalam suatu organisasi tidak menandakan bahwa organisasi gagal dalam implementasi sistem manajemen. Masalah dapat timbul bahkan dalam organisasi yang sudah besar. Untuk menjamin bahwa organisasi dapat tetap berjalan dengan efektif dan/atau efisien, maka setiap permasalahan yang muncul perlu diselesaikan dan dicari solusinya.
Lalu, apa itu masalah? Masalah dapat didefinisakan sebagai kesenjangan (gap) antara situasi sekarang (kinerja aktual sekarang) dan target kinerja yang diinginkan. Semua orang harus menjadi problem solvers dengan cara melakukan analisa secara seksama terhadap proses, kemudian berusaha menutupi kesenjangan (gap) yang ada.
Vincent Gasperz menjelaskan dalam bukunya mengenai Continual Improvement mengelompokan masalah kinerja ke dalam 3 jenis :
1. Masalah yang diciptakan (problems to be created), yaitu menetapkan target kinerja yang meningkat secara terus menerus, kemudian berusaha untuk menyelesaikan masalah kinerja ini melalui upaya giat terus menerus untuk mencapai target kinerja tersebut, Masalah yang diciptakan ini sering disebut sebagai masalah potensial (potential problems) yang akan menjadi msalah aktual (actual problems) di masa yang akan datang. Upaya menyelesaikan masalah ini adalah melalui inovasi kreatif (peningkatan dramatis) terus menerus.
2. Masalah yang dirasakan (problems to be perceived), berkaitan dengan upaya peningkatan secara gradual terus menerus yang bertujuan untuk memperkuat posisi yang sekarang.
3. Masalah yang telah terjadi (problems already occurred), berkaitan dengan target-target masa lalu yang tidak tercapai atau deviasi dari standar-standar yang ditetapkan.
Masalah yang sering muncul umumya bersumber dari elemen-elemen proses yang terdiri dari 7M, yaituMoney, Media, Material, Method, Motivation, Machine, dan Manpower yang merupakan faktor yang dapat dikendalikan dan dapat diperkirakan atau diprediksi.
Manpower (tenaga kerja) berkaitan dengan kekurangan dalam pengetahuan (tidak terlatih, tidak berpengalaman), kekurangan dalam ketrampilan dasar yang berkaitan dengan mental dan fisik, kelelahan, stress, ketidakpedulian, dll.
Machines (mesin-mesin) dan peralatan yang berkaitan denagn tidak ada sistem perawatan pencegahan terhadap mesin-mesin produksi, termasuk fasilitas dan peralatan lain, tidak sesuai dengan spesifikasi tugas, tidak dikalibrasi, terlalu rumit, terlalu panas, dll.
Methods (metode merja) berkaitan dengan tidak ada prosedur dan metode kerja yang benar, tidak jelas, tidak diketahui, tidak terstandarisasi, tidak cocok, dll.
Materials (bahan baku dan bahan penolong) berkaitan dengan ketiadaan spesifikasi kualitas dari bahan baku dan bahan penolong yang digunakan, ketidaksesuaian dengan spesifikasi kualitas bahan baku dan bahan penolong yang ditetapkan, ketiadaan penanganan yang efektif terhadap bahan baku dan bahan penolong itu, dll.
Media berkaitan dengan tempat dan waktu kerja yang tidak memperhatikan aspek-aspek kebersihan, kesehatan dan keselamatan kerja, dan lingkungan kerja yang kondusif, kekurangan dalam lampi penerangan, ventilasi yang buruk, kebisingan yang berlebihan, dll.
Motivation (motivasi) berkaitan dengan ketiadaan sikap kerja yang benar dan professional (tidak kreatif, bersifat reaktif, tidak mampu bekerjasama dalam tim, dll), yang dalam hal ini disebabkan oleh sistem balas jasa dan penghargaan yang tidak adil kepada tenaga kerja.
Money (keuangan) berkaitan dengan ketiadaan dukungan financial (keuangan) yang mantap guna memperlancar proyek peningkatan kualitas yang akan diterapkan.
Saat muncul suatu masalah, organisasi dituntut untuk mencari solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah tersebut. Solusi terhadap suatu permasalahan tidak akan efektif jika tidak diidentifikasikan dan diimplementasilan dengan tepat. Berikut langkah-langkah solusi masalah yang efektif :
1. Mendefinisikan masalah secara tertulis, yang berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut :
What (Apa)            : Apa yang menjadi akibat utama dari masalah itu?
When (Kapan)        : Kapan   terjadi   masalah   itu,   sewaktu-waktu  atau
sepanjang waktu?
Where (Dimana)     : Dimana lokasi masalah   itu   terjadi,   lokasi   dalam
sistem, fasilitas, atau komponen?
Why (Mengapa)      : Mengapa Amda serius  memperhatikan  masalah  ini,
berkaitan dengan signifikansi dampak dari masalah itu terhadap sasaran atau tujuan organisasi?
2. Membangun diagram sebab-akibat yang dimodifikasi untuk mengidentifikasi : (a) akar penyebab dari masalah, dan (b) penyebab-penyebab yang tidak dapat dikendalikan, namun dapat diperkirakan
3. Setiap akar penyebab dari masalah dimasukkan ke dalam diagram sebab-akibat yang dikategorikan berdasarkan prinsip 7M, sedangkan penyebab-penyebab yang tidak dapat dikendalikan namun dapat diperkirakan, didaftarkan pada diagram sebab-akibat secara tersendiri, Akar penyebab dari suatu masalah dapat ditemukan melalui bertanya mengapa beberapa kali.
4. Mengidentifikasikan tindakan atau solusi yang efektif melalui memperhatikan dan mempertimbangkan: (a) pencegahan terulang atau muncul kembali penyebab-penyebab itu, (b) tindakan yang diambil harus berada di bawah pengendalian kita, dan (c) memenuhi tujuan dan target kinerja yang ditetapkan
5. Menerapkan atau melakukan implementasi terhadap solusi atau tindakan-tindakan yang diajukan itu. Setiap tindakan perbaikan sewajarnya didaftarkan ke dalam rencana tindakan (action plans) yang memuat secara jelas setiap tindakan perbaikan atau peningkatan mengikuti prinsip 5W-2H (What – Apa tindakan peningkatan yang diajukan?; When – Kapan tindakan penigkatan itu akan mulai diterapkan?; Where – Dimana tindakan peningkatan itu akan diterapkan?; Who – Siapa yang akan bertanggung jawab terhadap implementasi dari tindakan peningkatan itu?; Why – Mengapa tindakan peningkatan itu yang diprioritaskan untuk diterapkan?; How – Bagaimana langkah-langkah dalam penerapan tindakan peningkatan itu?; How Much – Berapa besar manfaat yang akan diterima dari implementasi tindakan peningkatan itu dan berapa pula biaya yang harus dikeluarkan untuk membiayai implementasi dari tindakan peringkatan tersebut?)
6. Melakukan standarisasi terhadapa lima poin tersebut di atas melalui penyusunan prosedur dan instruksi kerja, juga pemantauan (monitoring) secara terus menerus.
Implementasi suatu sistem manajemen tidak menjanjikan bahwa tidak akan muncul permasalahan bagi organisasi. Munculnya permasalahan pun tidak menandakan bahwa organisasi tidak mampu dalam implementasi sistem. Implementasi suatu sistem manajemen yang baik mengharuskan suatu organisasi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut yang muncul. Permasalahan yang muncul perlu diidentifikasi dan diselesaikan hingga ke akar permasalahannya, dengan harapan bahwa permasalahan yang serupa tidak akan muncul kembali. Identifikasi dan penyelesaian masalah yang tepat akan membawa organisasi menuju ke perbaikan dan peningkatan yang berkesinambungan.[2]
C.  Menentukan Strategi Organisasi
Sebelum menentukan strategi, alangkah lebih baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu tentang makna dari strategi sendiri. Strategi adalah kata yang berasal dari Yunani strategos. Strategos berarti jenderal, namun dalam Yunani kuno sering berarti perwira negara ( State officer ) dengan fungsi yang sangat luas. Pendapat yang lain bahwa strategi adalah sebagai kerangka kerja (frame work), teknik dan rencana yang bersifat spesifik atau khusus untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.[3] Jadi dapat kita simpulkan bahwa staretgi adalah serangkaian keputusan dan tindakan organisasi yang diimplementasikan oleh seluruh komponen organisasi dalam mencapai tujuan organisasi yang diinginkan.
Hal yang utama dalam menentukan suatu strategi dalam organisasi adalah menganalisis lingkungan. Analisis lingkungan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menentukan suatu strategi dalam menentukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap sebuah organisasi. Dari hasil analisis tersebut organisasi dapat mendiagnosis lingkungan dan mengambil suatu kebijakan strategis yang berdasarkan keunggulan dan kelemahan yang dimilki organisasi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam analisis lingkungan adalah menyimak informasi lingkungan untuk untuk menentukan faktor apap saja yang akan memberi peluang pencapaian tujuan organisasi. Dalam menganalisis, juga perlu mengenali risiko-risiko yang melekat dan mungkin terjadi sebab pasti  terdapat ancaman dalam setiap peluang.
D.  Pemecahan Masalah dalam organisasi
Dalam memecahkan masalah suatu keputusan seorang pemimpin sangat dibutuhkan untuk mendapatkan solusi terbaik dari permasalahan yang dihadapi. Usaha pemecahan meliputi pertimbangan berbagai alternatif yang layak, pemilihan alternatif terbaik, dan  penerapannya.
Dengan kenyataan tersebut, kita mendefinisikan masalah sebagai suatu kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian luar biasa  atau menghasilkan keuntungan luar biasa. Jadi pemecahan  masalah berarti tindakan memberi respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya. Pentingnya pemecahan masalah bukan didasarkan pada jumlah waktu yang dihabiskan, tetapi pada konsekuensinya  keputusan adalah pemilihan suatu strategi atau tindakan.
Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi yakni akan memberikan solusi terbaik  atas masalah tersebut. Salah satu kunci pemecahan masalah adalah identifikasi berbagai  alternative keputusan.
Tiap pemimpin memiliki gaya pengambilan keputusan masalah yang unik. Beberapa gaya pemimpin dalam pengambilan keputusan :
1.    Penginderaan (Sensing), Tendensi mencari fakta, realistis, obyektif
2.    Intuisi (Intuiting), Menyingkap kemungkinan baru, unik, tidak suka hal yg rutin, detail dan presisi
3.    Pemikiran (Thinking), Mencari hubungan sebab akibat, membedakan antara benar dan salah, proses kognitif
4.    Perasaan (Feeling): Mempertimbangkan perasaan dlm mengambil keputusan, proses efektif
Tiga fase penyelesaian masalah yaitu : 
1.    Kecerdasan, Kecerdasan adalah kesadaran mengenai suatu  masalah atau peluang. Dalam hal ini, pembuat keputusan berupaya mencari lingkungan bisnis internal dan eksternal, memeriksa keputusan-keputusan yang perlu dibuat, dan masalah-masalah yang perlu diatasi, atau peluang-peluang yang perlu dipertimbangkan.  Kecerdasan berarti kesadaran aktif akan perubahan-perubahan di lingkungan yang menuntut dilakukannya tindakan-tindakan tertentu. 
2.    Perancangan, Dalam fase perancangan, pembuat keputusan merumuskan suatu masalah dan menganalisis sejumlah solusi alternatif. 
3.    Pemilihan, Dalam fase pemilihan ini, pembuat keputusan memilih solusi masalah atau peluang yang ditandai dalam fase kecerdasan. Pemilihan ini diikuti dari analisis sebelumnya dalam fase perancangan dan memperkuatnya lewat informasi-informasi yang diperoleh dalam fase pemilihan.    
Oleh sebab itu untuk pemecahan masalah tersebut diatas faktor komunikasi yang harus diperhatikan agar setiap tindakan yang kita lakukan nantinya tidak membuahkan hasil yang negatif. Selain itu keputusan seorang pemimpin dalam memecahkan atau menyelesaikan masalah yang terjadi didalam organisasinya yang akan diputuskan haruslah sesuai dengan keadaan yang ada dan sesuai dengan gaya pengambilan keputusannya masing-masing dan pastinya seorang pemimpin harus memberikan solusi yang terbaik dari permasalahan tersebut.[4]  
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
1.    Psikologi Organisasi adalah mempelajari segala perilaku individu dan kelompok dalam berorganisasi, Psikologi organisasi organisasi lebih condong kepada cara membuat atau mengambil keputusan dalam organisasi
2.    Untuk mengidentifikasi masalah dalam organisasi diharuskan melakukan dengan jeli salh satunya melakukan beberapa tahapan untuk mengidentifikasi masalah organisasi :
a.    Mengidentifiksai masalah secara tertulis
b.    Membangun diagram sebab akibat
c.    Mengeidentifikasi tindakan atau solusi
d.   Menerapkan atau melakukan implimentasi
3.    Hal yang utama dalam menetapkan startegi dalam organisasi adalah diadakan analisis lingkungan disekitar tempat organisasi sehingga mengetahui keadaan yang terupdate di lingkungan tersebut, dari hasil analisis tersebut dapat membaca peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh organisasi dan dapat mengambil strategi yang baik dan menguntungan untuk organisasi.
4.    Suatu organisasi tidak akan terlepas dari namanya masalah, sehingga organisasi harus siap untuk menyelasaikan masalah-masalah yang akan dihadapi oleh organisasi. Dalam menghadapi  suatu permasalah di organisasi diperlukan persiapan yang matang agar masalah tersebut menjadi peluang yang besar untuk organisasi. Tahapan untuk memecahkan masalah adalah :
a.    Kecerdasan : kesadaran mengenai suatu masalah atau peluang
b.    Perancangan : merumuskan suatu masalah dan menganalisis sejumlah solusi alternatif
c.    Pemilihan : memilih solusi yang terbaik.
Inti dari pemecahan masalah adalah adanya komunikasi dalam menjalan amanah organisasi sehingga tidak membuahkan hasil yang negatif.

DAFTAR PUSTAKA
Kunaidin, Didin & Machali, Imam, Manajemen Pendidikan Konsep & Prinsi Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta, Ar- Ruzz Media, 2012)
Juwita, Cecilia. Identifikasi masalah dan solusi masalah efektif, http://www.premysisconsulting.com/2013/10/21/identifikasi-masalah-dan-solusi-masalah-efektif-2/
http://yunandapratiwi.blogspot.com/2013/10/pemecahan-masalah-dalam-organisasi.html
 

[2] Cecilia Juwita, Identifikasi masalah dan solusi masalah efektif,
[3] Didin Kunaidin & Imam Machali, Manajemen Pendidikan Konsep & Prinsi Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta, Ar- Ruzz Media, 2012), h. 153.
[4] http://yunandapratiwi.blogspot.com/2013/10/pemecahan-masalah-dalam-organisasi.html

Tags :

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

PSIKOLOGI ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN A.   Latar Belakang Suatu organisasi, tidak akan lepasa dari suatu permasalah baik permasalah dalam organisasi ma...

Flickr Images

Like us on Facebook

Popular Posts